Sabtu, 03 Desember 2011

Macam – Macam Sulaman Berwarna

Kerajinan tangan bukan cuma membuat lukisan atau membuat patung, sulaman juga bisa kita kreasikan dengan bentuk apa saja yang kita inginkan. Sulaman bisa juga kita padukan dengan pakaian/busana. Dengan sulaman kreasi kita bisa menentukan motif yang kita sukai, Jadi apa saalahnya kalo kita mengunakan busana, gorden, atau taplak meja dengan hasil tangan kita sendiri.

1. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk bunga, pemandangan atau geometris. Biasanya sulaman fantasi ini dikerjakan pada kain polos misalnya : kain tetoron, poplin, berkolin, mori, harmonis dan kontras, sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih menonjol, menarik dan rapih

2. Sulaman Perancis
Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motif-motif diisi dengan tusuk rantai sebagai pengisi atau penebal. Tepi motif dijelujur halus dua kali penyelesaian motif dengan tusuk pipih. Untuk membuat garis yang merupakan tangkai daun digunakan tusuk jelujur yang diselesaikan dengan tusuk balut. Sulaman ini banyak dipergunakan untuk monogram ataupun simbol-simbol, selain itu juga dapat diterapkan pada blus, kemeja maupun pakaian anak-anak.

3. Merubah Corak
Menyulam dengan merubah corak dikerjakan pada kain yang bercorak seperti bergaris, berkotak, berbintik. Tusuk-tusuk yang dapat digunakan adalah tusuk jelujur, tusuk silang, tusuk rantai terbuka, tusuk biku dan lain-lain. Pada jarak tertentu sesuai desain, kotak, garis atau bulatan diubah atau ditambah dengan jahitan sehingga terdapat variasi dan hiasan pada kain tersebut. Gunakan warna benang yang sama dengan warna corak kain. Mengubah corak dapat diterapkan pada gaun, blus, rok, bantal kursi, taplak dan lain-lain.

4. Smock
Teknik menghias yang disebut dengan smock dikenal pada sulaman diatas kain yang dikerut rata. Sulaman tersebut dapat dikerjakan pada kain yang dapat dibagi, yaitu kain bersalur, bergaris, berkotak atau berbintik. Bila smock itu dikerjakan pada kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tnda titik atau garis. Pekerjaan smock sifatnya elastis, kecuali pada bagian tertentu yang dikehendaki tidak elastis. Benda yang dapat di smock yaitu gaun, blus, rok, bebe anak, bantal hias dan lain-lain.

5. Terawang (openhadiwerk)
Dengan menarik satu helai benang atau lebih dari tenunan, maka akan terdapat benang lepas. Bila yang dicabut benang lungsin maka akan terdapat sejajaran benang pakan yang lepas. Bila dicabut baik lungsin maupun pakan, maka akan terdapat lubang pada titik persilangan benang yang dicabut. Benang lepas tersebut diikat dengan tusuk terawang sehingga terdapat hiasan terawang.

6. Sulaman dengan menggunakan Tusuk Silang
  • Tusuk silang (Kruissteek)
Teknik tusuk silang dikenal pada sulaman dengan cara mengisi kotak tenunan dengan tusuk silang. Sulaman tusuk silang harus dikerjakan pada kain yang jelas tenunannya, dimana tenunan itu membentuk kotak-kotak kecil seperti pada kain strimin.
  • Sulaman Holbien
Holbein dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk jelujur/lurus membentuk segi-segi dan biku-biku. Bentuk tersebut diperoleh dengan dua kali jalan. Teknik ini dikerjakan pada kain yang dapat dihitung benangnya. Pada bagian baik dan buruk garis motif sama.
  • Sulaman Asisi
Sulaman Asisi merupakan antara tusuk silang dengan tusuk holbein. Ciri khas dari sulaman asisi ini adalah pada batas motif dikerjakan dengan tusuk holbein. Dengan demikian pada sulaman asisi menggunakan dua tusuk hias yaitu tusuk silang dengan tusuk holbein. Warna benang yang digunakan hanya dua warna yang merupakan kombinasi warna tua dan muda dari satu warna. Warna muda untuk tusuk silangnya dan warna tua untuk tusuk holbeinnya atau kebalikannya. Bahkan kadang-kadang digunakan warna kontras antara tusuk silang dengan tusuk holbeinnya. Pada asisi ini motif hiasnya dikosongkan dan tepinya dikerjakan dengan tusuk holbein. Diluar holbein tersebut (diluar motif) dikerjakan dengan tusuk silang sampai batas tertentu. Motif hiasan asisi pada umumnya sama dengan motif untuk hiasan kruisteek.

7. Sulaman Inkrustasi
Menghias kain dengan cara inkrustasi adalah melekatkan bahan pada bahan yang lain, pada tempat lekapan itu bahan dasar dihilangkan. Bila pada aplikasi bahan pelekap diletakan diatas, maka pada inkrustasi bahan pelekap diletakan dibawah.

8. Melekatkan Benang
Melekatkan benang adalah teknik menghias kain yang menggunakan benang tebal untuk membuat hiasan berbentuk garis yang bersambung. Untuk menjahitkan benang tebal digunakan tusuk balut.
  • Memasang Bahan Pada Bingkai/Pemidangan
* Siapkan bingkai atau pemidangan, longgarkan sekrup, lepaskan kedua lingkarannya
* Letakkan bahan yang akan disulam di atas lingkaran yang lebih kecil
* Pasang kembali lingkaran yang lebih besar di atas bahan, lalu tekan
* Ratakan bahan sulaman/bahan dan kencangkan sekrup bingkai dengan ketegangan maksimum
  • Cara membuka benang dari untaian benang sulam
* Masukkan benang ke jarum dan mengatur panjang benang
* Lipat benang beberapa centimeter dari ujungnya sampai terbentuk gelung
  • kecil
* Lingkarkan gelung pada kepala jarum dan tariklah kuat-kuat
* Tekan lipatannya dengan ibu jari dan jari telunjuk
* Lepaskan gelung dari jarum dan susupkan ke mata jarum.
  • Cara Memulai dan mengakhiri setikan
1. Tusukkan jarum dari bagian buruk bahan ke bagian baik, sisakan ujung benang kurang lebih 1,5–2 cm pada bagian buruk.
2. Jepit sisa benang dengan tangan kiri ketika menyulam. Usahakan sisa benangtertindih tusukan-tusukan sulaman yang baru.
3. Pada akhir sulaman jarum diletakkan pada bagian buruk bahan, sisipkan pada tusukan-tusukan sulaman.
4. Pada bagian ujung dibuat tusuk balut sebelum digunting.

Ciri Khas Rajutan

Elastis, ketebalan dan hangatDibandingkan dengan dua klasifikasi yang lain, baju rajutan lebih elastis, menunjuk kepada penggunaan waktu lalu sebagai stocking dan rajutan sweater lain yang memerlukan perubahan bentuk. Oleh karena itu, mens sweater dan pakaian dalam terbuat dari baju rajut dapat lebih pas daripada yang terbuat dari kain woven. Kain rajut bisa elastis dari 0 sampai 500%, tergantung dari materi dan model sweater. Pola rajut umumnya menghasilkan baju rajutan yang lebih fleksibel, karena memiliki lubang-lubang besar yang dapat berubah bentuk; sebaliknya, rajutan cable umum menghasilkan kain yang kurang fleksibel, dikarenakan jahitan-jahitan saling menyilang yang mengurangi perubahan bentuk, missal pada women sweater. Kain rajut yang tidak banyak berubah disebut rajut yang tetap. Sebagai perbandingan, kain woven biasanya berubah hanya sepanjang potongan miringnya — yaitu 45° ke arah warp dan weft — dan hanya jumlah sedikit; tetapi, kain woven yang terbuat dari bahan lebih elastis seperti Lycra bisa lebih berubah dari baju rajut yang lebih stabil.

Elastisitas dari
rajutan sweater memberikan bentuk yang lebih baik, tetapi hal ini agak bertentangan umumnya dengan ketebalannya dibandingkan dengan kain woven. Jadi, daya lipat dari kain (yaitu kemampuan maximum dari lipatan kain) pada kain woven umumnya lebih baik dari model sweater. Atas dasar ini, sweater rajut lebih tidak berkerut dari pada kain woven, yang lebih mudah terlipat.

Kain rajut umumnya lebih hangat dan lebih nyaman daripada kain woven, yang mana
sweater rajut dipakai lebih dekat ke badan. Lebih lanjut, mens sweater biasanya terbuat dari kain wool, yang tetap hangat walaupun basah; kain wool lebih dipilih karena lebih elastis dari kebanyakan serat dan menhasilkan women sweaters yang lebih bagus. Secara umum, elastisitas mens sweaters dan daya hangat women sweater adalah kwalitas yang bertentangan dalam kain rajut, dikarenakan kain rajut yang paling elastis, seperti renda, mempunyai lubang-lubang yang besar dan jadi lebih terisolasi.
Struktur kain rajut
Kain rajut dibagi dalam dua macam dasar: kain rajut warp seperti tricot dan kain rajut weft seperti sweater rajutan. Rajutan weft mempunyai kekurangan jahitan akan terlepas bilamana di potong. Kain rajut warp sering dipakai untuk pakaian dalam, women sweaters.
* rajutan menciut, seperti
mens sweaters* rajutan mempunyai bulu-bulu halus
* ribs/wales versus courses
* umumnya lebih elastis dibagian course daripada dibagian wale
Jahitan kain rajut
Sepanjang sejarah kain rajut, ratusan kain rajut yang berbeda-beda sudah dibuat.
Susunan bangun dasar dari semua rajutan adalah jahitan-jahitan berikut: rajut, purl, cast on, cast off, menambah dan mengurangi jahitan. Penggunaan daripada kombinasi metode-metode ini dapat menghasilkan sejumlah besar kain-kain rajut dengan pola-pola yang berbeda.
Untuk menghemat ruang dalam pola-pola rajutan, nama-nama jahitan biasanya disingkat rajutan.

Teknik Sulaman Pita

Untuk mulai menyulam terlebih dahulu siapkan pita secukupnya (cukup 20 cm sampai 30 cm) karena pita akan cepat menjadi kusut dan aus apabila menembus kain berulang-ulang.

Untuk mulai menyulam siapkan pita yang akan disulam sesuai langkah-langkah berikut ini :
  1. Guntinglah dari ujung guntingan pita kira-kira 0,5 cm
  2. Tariklah pita hingga jarum melewati pita tersebut
  3. Tariklah pita dengan tangan kiri sementara tangan yang lainnya menarik pita hingga terbentuk ikatan kecil pada pangkal jarum
  4. pada ujung pita sebaiknya disimpul mati saja
     
     
     
     
Cara memasang pemidangan adalah sebagai berikut :
  1. Longgarkan skrup pemidangan pada bagian luar
  2. Pisahkan bagian yang ada di bawah kain dengan yang ada di atas kain
  3. Letakkan bagian yang tidak berskrup pada bagian bawah kain dan bagian yang berskrup pada atas kain
  4. Masukkan kain pada pemidangan
  5. Tariklah kain hingga kencang dengan kedua tangan hingga siap untuk disulam
  6. Untuk membuka pemidangan, longgarkan skrup lalu tekan dari luar pemidangan bagian dalam dengan jempol
      
      
      
Untuk mulai menyulam maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan kain/benda yang akan disulam
  2. Gambar/jilaklah pola pada kain
  3. Pasang pemidangan dengan memastikan gambar desain ada
    di atas
  4. Siapkan pita dan benang lalu pasang pada jarum
  5. Sulamlah sesuai dengan desain. Usahakan gambar desain
    tertutup oleh pita agar hasil sulaman tersebut bersih dan rapi
  
Ada berbagai macam cara membuat tusuk untuk menyulam dengan pita, tetapi yang akan ditampilkan di sini hanya 6 macam tusuk.

Beberapa tusuk sulaman yang biasa digunakan pada sulaman benang juga dapat dipakai untuk sulaman pita seperti tusuk tangkai, tusuk rantai, tusuk jelujur dan lain- lain.

Dengan menggunakan jenis dan ukuran pita yang berbeda, satu tusuk dalam sulaman pita dapat menghasilkan beberapa macam jenis bunga.

Dengan menambahkan payet, manik-manik dan beberapa macam tusuk sulaman dengan benang sulam seperti untuk tangkai, daun, benang sari dan sebagainya akan menghasilkan desain bunga yang berbeda dan lebih indah.
Tusuk hias yang digunakan pada desain hiasan ini adalah :
  1. Straight Stitch
  2. Lazy Daisy Stitch
  3. Stem Stitch
  4. Spider Web Rose Stitch
  5. Gathered Rose Stitch
  6. French Knot

Sulaman Putih

Sulaman Putih

Sulaman putih dikerjakan pada kain polos dengan benang hias sewarna, lebih tua atau lebih muda. Pada zaman dahulu sulaman putih dikerjakan pada tenunan yang putih dengan benang hias putih. Keindahan dari sulaman ini terletak pada serat timbul dan berlubang dari ragam hias. Yang termasuk dalam kelompok sulaman putih adalah sulaman Inggris, sulaman Richelieu dan sulaman Bayangan, sulaman Matelase ( Quilt ).
Macam-macam motif Sulaman Putih:
a. Sulaman Inggris
b. Sulaman Richelieu
c. Sulaman Bayangan
d. Sulaman Matelase (Quilt)

1. Sulaman Inggris

Sulaman Inggris dikenal pada bentuk motif hias yang terdiri dari lubang-lubang bundar, lonjong atau berbentuk tetes air yang diselesaikan dengan tusuk feston atau tusuk cordon, dirangkai dengan tusuk pipih dan tusuk tangkai. Tepi sulaman diberi pinggiran yang berbentuk lengkungan yang disebut bentuk ringgitan. Untuk membuat lubang, digunakan alat pelubang yang disebut priem. Untuk membuat lubang yang besar dan bentuk yang lonjong, keliling lubang dijelujur dua kali kemudian lubang dibuat dengan menggunakan gunting kecil.
Teknik sulaman Inggris dikerjakan pada kain polos misalnya tetoron, oxford, berkolin, poplin, mori dan lain-lain. Benang yang digunakan benang katun sewarna dengan kain, atau boleh berbeda, hanya tingkatan warnanya saja misalnya hijau dengan hijau muda. Benda yang dapat dihias yaitu blus, kerah, saku, alas vas, serbet, saputangan dan sebagainya.
sulaman-inggris
Gambar Contoh Motif Sulaman Inggris

a) Motif desain hiasan sulaman Inggris.
(1)) bentuk bulat 
(2) bentuk bulat panjang 
(3) bentuk tetes air 
(4) bentuk tepi/ringgit

c) Mengerjakan Sulaman Inggris.
Macam-macam tusuk dasar yang digunakan untuk membuat sulaman Inggris:
(1) Tusuk jelujur
(2) Tusuk rantai
(3) Tusuk pipih
(4) Tusuk feston
(5) Tusuk balut
(6) Tusuk tangkai

2. Sulaman Richeulieu

Sulaman ini disebut juga dengan sulaman terbuka karena efeknya terbuka (seperti renda). Motif dari sulaman ini berlubang-lubang. Lubang tersebut diberi beberapa rentangan benang yang difeston (brides). Dengan demikian lubang- lubang pada sulaman Richeulieu harus lebar (lebih besar dari pada sulaman inggris). Diluar lubang masih ada garis motif yang mengelilinginya yang harus diselesaikan dengan tusuk feston yang kaki festonnya menghadap kedalam sedangkan bagian lubang kakinya menghadap keluar. Sulaman Richeulieu ini dapat digunakan untuk menghiasi berbagai macam pakaian atau lenan rumah tangga. Kain yang dihias haruslah rapat tenunannya dan polos.
sulaman-richeulieu
contoh-sulaman-richelieu-pada-alas-vas
Gambar Alas Vas dengan Sulaman Richeulieu

a. Motif desain hiasan sulaman Richelieu.
Sifat desain Richelieu berlubang dan mempunyai penghubung untuk tiap tepi ragam, penghubung ini disebut brides/tren. Brides ini juga menambah indahnya ragam. Sulamab Richelieu disebut juga dengan sulaman terbuka, karena terbuka seperti renda.
      
      b. Lokasi sulaman Richelieu pada busana.
(1) bagian-bagian tepi
(2) dapat juga di bagian tengah

c. Mengerjakan sulaman Richelieu.
Macam-macam tusuk dasar yang digunakan untuk mengerjakan sulaman Richelieu
(1) tusuk jelujur yang diulang (holbin)
(2) tusuk festoon

3. Sulaman Bayangan
Disebut sulaman bayangan karena yang berfungsi sebagai hiasan adalah bayangannya saja, karena bayangannya yang kita manfaatkan maka kain yang kita gunakan adalah kain yang tembus terang seperti paris dan sifon.
Motif-motifnya tidak boleh terlalu besar, kalau terlalu lebar supaya dibagi untuk memperoleh hasil yang baik.
Bentuk kedua garis untuk setiap ragam jangan terlalu berbeda panjangnya, karena akan mempersulit dalam penyelesaiannya.

sulaman-bayangan
Gambar Sulaman Bayangan

a) Motif desain hiasan sulaman Bayangan.
Disebut sulaman bayangan karena yang berfungsi sebagai hiasan adalah bayangannya saja, karena bayangannya yang kita manfaatkan maka kain yang kita gunakan adalah kain yang tembus terang seperti paris dan sifon.
Motif-motifnya tidak boleh terlalu besar, kalau terlalu lebar supaya dibagi untuk memperoleh hasil yang baik.
Bentuk kedua garis untuk setiap ragam jangan terlalu berbeda panjangnya, karena akan mempersulit dalam penyelesaiannya.

4. Sulaman Matelase (Quilt
Matelase disebut juga dengan sulaman relief atau sulaman timbul. Relief ini terjadi bukan karena tusuk-tusuk hias melainkan dari kain-kain pelapisnya ataupun kapas.
Benda yang dapat dihias dengan teknik ini misalnya selimut, tutup teko, cempal, sarung bantal kursi dan lain-lain.


(a) Teknik Italia.
(1) Bahannya terdiri 2 lapis ( atas dan bawah), untuk pelapis bawah hendaknya bahan yang jarang tenunannya karena untuk mempermudah memasukkan kapas/benang sebagai isi motif supaya timbul.
(2) Kain bawah diletakkan pada kain atas tepat di sekeliling motif dengan dijelujur.
(4) Membuat tusuk tikam jejak ke sekeliling motif



(5) Mengisi motif dari bagian buruk dengan sedikit mebuka serat lapisan untuk memasukkan kapas sebagai isinya.
(6) Dikerjakan hingga semua motif selesai.


(b) Tehnik Inggris.
(1) Bahan yang digunakan selain lapisan atas dan bawah terdapat juga lapisan pengisi bisa memakai kain flanel, busa lembaran atau linen tebal yang lain.
(2) Bahan yang terdiri dari 3 lapis dijelujur bagian tepinya.
(3) Garis-garis motif disetik dengan mesinatau dengan tusuk tikam jejak.
(4) Kerjakan hingga selesai semua garis motifnya.

Seni Merajut

Mengenal Jarum Rajut









Alatnya sendiri ada macam-macam lagi. Jarum knitting ada yang lurus panjang ber'kepala', ada yang lurus pendek tanpa 'kepala' (bisa dipakai bolak-balik), ada yang melingkar (dihubungkan dengan kabel metal/plastik/nylon), ada yang lurus lalu disambung dengan kabel ber'kepala'. Nomornya berdasarkan diameter jarum.
Jarum crochet (disebutnya bukan crochet needle, tapi crochet hook, alias hakpen) panjangnya sih rata-rata sama. Yang beda cuma diameter hooknya.


Mengenal Benang


Ada beberapa istilah yang sering muncul kalau ngobrolin benang rajut, terutama kalau sumber bacaannya buku-buku bahasa Inggris. Apa tuh ply? Strand? Hank? Skein?
Di bawah ini saya coba jelasin tentang istilah yang sering muncul di perbenangrajutan
- Ply
adalah helaian yang menyusun benang. Seutas benang bisa terdiri dari 1 atau lebih helaian penyusunnya. Sebetulnya sih, jumlah ply nggak menentukan tebalnya. Itu tergantung ply-nya juga. Kalo 2 ply tapi yang satu gendut satu tipis atau dua-duanya gendut? Ya tetep tebel.
- Strand
adalah si benang itu kalo berdiri sendiri. Apa sih bahasa Indonesianya? Utasan benang?
Soalnya ada yang suka kebalik antara strand dan ply. Misalnya di pola disuruh merajut pake dua benang dirangkap, ada (orang Indonesia) yang bilang "pake 2 ply", padahal maksudnya "2 strand".
- Hank, skein, ball, cone
adalah macam-macam bentuk gulungan benang rajut yang dijual di pasaran.
Struktur benang rajut tergantung teknik yang digunakan pada saat pemintalannya. Yang standar ya, disusun dari beberapa helai (ply!) yang seragam ketebalannya, dipintal dengan tarikan yang seragam. Yang tidak standar, nah...biasanya ini yang disebut fancy yarn.


Alat-alat yang digunakan untuk merajut sangat sederhana, diantaranya:
1. Jarum rajut yang saya gak tahu nama dalam ilmu merajut apa?
2. Pastinya Benang rajut
3. Gunting
Simple kan? Cukup dengan itu kita bisa merajut dan menenangkan pikiran kita. Setelah mengumpulkan alat-alat dan bahan kita langsung merajut dan akan didapat hasil akhir seperti di bawah:
Alat-alat yang digunakan untuk merajut sangat sederhana, diantaranya:
1. Jarum rajut yang saya gak tahu nama dalam ilmu merajut apa?
2. Pastinya Benang rajut
3. Gunting
Simple kan? Cukup dengan itu kita bisa merajut dan menenangkan pikiran kita. Setelah mengumpulkan alat-alat dan bahan kita langsung merajut dan akan didapat hasil akhir seperti di bawah:


Karya.a sHii aQ

j

Jumat, 02 Desember 2011

Sejarah teknik batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

ULOS




ULOS adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang, yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya atau antara seseorang dan orang lain, seperti yang tercantum dalam filsafat batak yang berbunyi: “Ijuk pengihot ni hodong.” Ulos penghit ni halong, yang ertinya ijuk pengikat pelepah pada batangnya dan ulos pengikat kasih sayang diantara sesama.
Pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk menghangkan badan, tetapi kini Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dlam segala aspek kehidupan orang Batak. Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap ulos mempunyai ‘raksa’ sendiri-sendiri, ertinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu.
Dalam pandangan suku kaum Batak, ada tiga unsur yang mendasarkan dalam kehidupan manusia, iaitu darah, nafas, dan panas. Dua unsur terdahulu adalah pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian. Panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin dipemukiman suku bangsa batak, lebih-lebih lagi diwaktu malam.Menurut pandangan suku bangsa batak, ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, iaitu matahari, api dan Ulos. Ulos berfungsi memberi panas yang menyihatkan badan dan menyenangkan fikiran sehingga kita gembira dibuatnya.
Dikalangan orang batak sering terdengar ‘mengulosi’ yang ertinya memberi Ulos, atau menghangatkan dengan ulos. Dalam kepercayaan orang-orang Batak, jika (tondi) pun perlu diulos, sehingga kaum lelki yang berjiwa keras mempunyai sifat-sifat kejantanan dan kepahlawanan, dan orng perempuan mempunyai sifat-sifat kethanan untuk melawan guna-guna dan kemandulan.
Dalam hal mengulosi, ada aturan yang harus dipatuhi, antara lain orng hanya boleh mengulosi mereka yang menurut kerabatan berada dibawahnya, misalnya orang tua boleh mengulosi anak, tetapi anak tidak boleh mengulosi orang tua. Jadi dalam prinsip kekerabatn Batak yang disebut ‘Dalihan Na tolu’, yang terdiri atas unsur-unsur hula-hula boru, dan dongan sabutuha, seorang boru sam sekali tidak dibenarkn mengulosi hula-hulanya. Ulos yang diberikan dalam mengulosi tidak boleh sebarangan, baik dalam macam maupun cara membuatnya.
Sebagai satu contoh, ulos ragidup yang akan diberikan kepada Boru yang akan melahirkan anak sulungnya haruslah yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni ulos yang disebut ‘ulos sinagok’. Untuk menulosi pembesr atau tamu kehurmat, ‘Ulos ragidup silingo’, iaitu ulos yang diberikan kepada mereka yang dapat memberikan perlindungan (mangalinggomi) kepada orang lain. Berdasarkan raksanya, dikenal bebera macam ulos:1. Ulos ragidup
yang tertinggi darjatnya, sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas tiga bahagian, iaitu dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bahagian tengah yang ditenum tersendiri dengan sangat rumit. Bahagian tengahnya terdiri ata tiga bahagian, iaitu bahagian tengah atau badan, dan dua bahagian lainnya sebagai ujung tempat pigura lelaki (pinarhalak hana) dan ujung tempat pigura perempuan (pinarhlak boru-boru). Setiap pigura diberi beraneka ragam lukisan, antara lain ‘antiganting sigumang’, batuhi ansimun, dsb.
Warna, lukisan, serta cork (ragi) memberi kesan seolah-olah ulos benar-benar hidup, sehingga orng menyebutnya ‘ragidup’, iaitu lambang kehidupan. Setiap rumah tangga Batak mempunyai ulos ragidup. Selain lambang kehidupan, ulos ini juga lambang doa restu untuk kebahagian dalam kehidupan, terutama dalam hal keturunan, yakni banyak anak (gabe) bagi setiap keluarga dan panjang umur (saur sarimatua). Dalam upacara adat perkahwinan, ulos ragidup diberikan oleh orng tua pengantin perempuan kepada ibu pengantin lelaki sebagai ‘ulos pargomgom’ yang maknanya agar besannya ini atas idzin Tuhan YME tetap dapat melalui bersama sang menantu anak dari sipemberi ulos tadi.
2. Ulos ragihotang
juga termasuk berdarjah tinggi, namun cara pembuatannya tidak serumit ulos ragidup. Hotang bererti rotan, dan raksa ulos ini mempunyai keistimewaan yang dapat diikuti dari keempat umpasannya. Ulos ini digunakan untuk mengulosi seseorng yang dianggap picik dengan harapan agar Tuhan akan memberikan hasil yang baik, dan orng yang rajin berkerja. Dalam upacara kematian, ulos ini dipaki untuk membungkus jenazah, sedangkan kepada upacara pengkuburan kedua kalinya, untuk membungkus tulang-belulangnya. Ulos sibolang juga digolongkan sebagai ulos berdarjat tinggi, sekalipun cara pembuatannya lebih sederhana.
3. Ulos sibolang
semula disebut sibolang sebab dibeikan kepada orang yang berjasa untuk ‘mabulangbulangi’ (menghurmati) orang tua penggantin perempuan untuk mengulosi ayah pengantin lelaki sebagai ‘ulos pansaniot’. Dalam suatu pesta perkahwinan, dulu ada kebiasaan memberikan ‘ulos siholang si toluntuho’ oleh orang tua pengantin perempuan kepada menantunya sebagai ulos bela (ulos menantu). Pada ulos si toluntuho ini raginya tampak jelas mengambarkan tiga buah tuho (bahagian) yang merupakan lambang Dalihan Na Tolu.
Mengulosi menantu lelaki dimaksudkan agar ia selalu berhati-hati dengan teman-teman semarga, dan faham siapa yang harus dihurmati; memberi hurmat kepada semua kerabat pihak isteri; dan lemah lembut terhadap keluarganya. Selain itu, ulos ini diberikan kepada seorang wanita yang tinggal mati suaminya sebagai tanda menghurmati jasanya selama menjadi isteri almarhum. Pembeian ulos tersebut biasanya dilakukan pada waktu upacara bekabong, dan dengan demikian juga dijadikan tanda bagi wanita tersebut bahawa ia telah menjadi seorang janda. Ulos-ulos lain yang digunakan dalam upacara adat, antara lain, ‘ulos meratur’ dengan motif garis-garis yang mengambarkan burung atau banyak bintang tersusun teratur.
Biasanya ulos ini digunakan sebagai ‘ulos parompa’ dengan harapan agar setelah anak pertama lahir akan menyusul kelahiran anak-anak lain sebanyak burung atau bintang yang terlukis dalam ulos tersebut. Jenis lain adalah ‘ragi botik, ragi angkola, sirata, silimatuho, holean, sinar labu-labu, dsb. Dari besar kecil biaya pembuatannya, ulos dapat dibedakan dalam tiga golongan:
- Ulos nametmet, yang ukurng panjang dan lebarnya jauh lebih kecil, tidak digunakan dalam upacara adat, melainkan untuk dipakai sehari-hari. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain ulos sirampat, ragi huting, namarpisaran, dan sebagainya.
- Ulos nabalga; adalah ulos kelas tinggi atau tertinggi. Jenis ulos ini pada umumnya digunakan dalam upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai ulos yang diserahkan atau diterima. Yang termasuk didalam golongan ini ialah: sibolang, runjat jobit, ragidup atau ragi hidup, dsb. Cara memakai ulos bermacam-macam tergantung pada situasinya.
Ada orng memaki ulos dibahunya (dihadang atau sampe-sampe) seperti pemakaian selendang berkebaya; ada yang memakainya sebagai kain sarong (diabithon), ada yang melilitkannya dikepala (dililitohon) dan ada pula yang mengikatnya secara ketat dipinggang. Erti dan fungsi kain selendang tenun khas Batak ini sejak dulu hingga sekarang tidak mengalami perubahan, kecuali bebera variasi yang disesuaikan dengan kodisi sosial budaya. Ulos kini tidk hany berfungsi sebagai lambang penghangat dan kasih sayang, melainkan juga sebagai lambang kedudukan lambang komunikasi, dan lambang solidaritas.

Kain Sasirangan

 Sasirangan belakangan terus berkembang menyebar ke berbagai daerah seiring dengan perkembangan dunia mode yang sering mengadaptasi pakaian-pakaian tradisional. Malah terkadang sasirangan sudah menjadi pilihan pakaian resmi suatu acara. Soal harga, bisa diperoleh mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis kainnya.
Kain Sasirangan adalah kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu. Pada dasarnya teknik pewarnaan rintang mengakibatkan tempat-tempat tertentu akan terhalang atau tidak tertembus oleh penetrasi larutan zat warna.

Prosesnya sering diusahakan dalam bentuk industri rumah tangga, karena tidak diperlukan peralatan khusus, cukup dengan tangan saja untuk mendapatkan motif maupun corak tertentu, melalui teknik jahitan tangan dan ikatan.

Bahan baku Kain Sasirangan yang banyak digunakan hingga saat ini adalah bahan kain yang berasal dari serat kapas (katun). Selain itu, pembuatan kain celup ikat adalah sejalan dengan proses celup rintang yang lain seperti batik dan tekstil adat.

Saat ini pengembangan bahan baku cukup meningkat, dengan penganekaragaman bahan baku nonkapas seperti, polyester, rayon, ataupun sutra. Desain/corak didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor, selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain, jenis benang/jenis bahan pengikat.

Karya_Qw







Suka Duka Membuat Kebaya

 Awal mula rasanya seneng bangetzz waktu diumumin suruh buat kebaya. Ternyata ada gak enaknya juga membuat kebaya.,, hehehe
butuh perjuangan untuk membuatnya. Apa lagi waktu mburci or mayetnya., waktu yang dierlukan lumayan lama., sampek bela-belain istirahat di malam hari yang harusnya 8jam menjadi 3jam,,curhat dikit yy hohoho ..,,
tapi begitu sudah selasai & lihat hasilnya rasanya bangga bangetzz..,,



ini cerita qw,,mana cerita uw.,?? 

Cara Membuat Pola Baju Wanita

POLA DASAR GAUN WANITA

UKURAN KECIL

Lingkar Badan 76 + 4

Lingkar Pinggang 64
Panjang dada 30
Lebar dada 30
Panjang Punggung 34
Lebar Punggung 32
Lingkar Panggul I 80 + 4
Lingkar Panggul II 84 + 4
Lebar Bahu 12
Panjang rok 60
CARA MEMBUAT POLA
A – A’ = 2,5 Cm
A – B = 7,5 cm
B – C = 5 cm
B – D = ½ panjang dada
B – E = panjang dada
E – F = 13 cm
E – G = 20 cm
E – H = Panjang rok
A – M = 7 cm
M – S = Lebar bahu
S – S’ = Turun 3 cm
C – C’ = 1/2 lebar dada
C – C’’ =1/2 Lebar punggung
D – D’ = 1/4 lingkar badan
E – E’ = 1/4 lingkar pinggang + 3 cm (coup)
F – F’ = 1/4 lingkar panggul 1
G – G’ = 1/4 lingkar panggul 2
H’ dan H” dinaikkan 1 cm
E – V = 1/10 lingkar pinggang
V – V’ = 3 cm ( coup)
M – O = ½ M S’
d = ½ V V’
d – x = 12 cm


keterangan :
Garis berwarna merah menandakan pola depan baju
Garis berwarna biru menandakan pola belakang baju
Jadi, perbedaannya adalah pada tehnik melipat kertas pola dan menggunting polanya

Membuat Celana Sederhana ( piyama)

Ukuran yang dibutuhkan : tinggi duduk, panjang celana dan lingkar pangkal paha.
Ukuran untuk anak (1 tahun)
tinggi duduk = 16
panjang celana = 40
Lingkar pangkal paha = 56
Cara membuat pola (sesuai gambar) :
- Buat Garis lurus vertikal dan horizontal
- ukur a-c = tinggi duduk + 3 = 16 + 3 = 19cm
- a-b = 1/4 x lingkar pangkal paha + 2 = (1/4 x 56) + 2 = 16cm
- didapat segi empat a-b-c-d
celana Membuat Celana Sederhana ( piyama)
Pola Muka (warna merah)
- a-f = panjang celana = 40cm
- perpanjang garis b-d kebawah hingga memotong vertikal garis bawah (garis patah2 merah)
- d-e = 1/4 x c-d = 1/4 x 16 = 4cm
- Dari titik b, kurangi 2 cm kedalam (kekiri) dan gambar garis lengkung
- selesaikan bentuk pola depan.
Pola Belakang (warna Biru)
- Gambar garis e-g, sepanjang d-e
- Hubungkan titik b-g, dan tambah 2 atau 2,5 keatas
- Buat garis lengkungnya antara b-g
- Buat garis pertolongan e-e’ dan g-g’
- Gambar bentuk seperti gambar pola warna biru
Untuk Memotong kainnya, letakkan pola diatas kain.
tentunya jangan lupa, untuk lipatan kain letakkan pada lipatan kain seperti yang tertulis pada pola.
- garis setiap sisi pola pada kain dengan jarak lebih 1,5 hingga 2cm, kecuali sisi atas lebihi 4-5 cm untuk tempat karet celana. (melebihi kain bagian atas sesuai dengan ukuran karet yang akan dipakai)
- gunting garis setiap sisi.
- Rader sisi belakang kain.
- Anda siap menjahitnya sesuai dengan rader yang melekat pada kain.
- Untuk hasil yang bagus, lebih baik obras terlebih dahulu setiap sisinya.
Untuk urutan jahitnya :
- Jahit sisi bawah depan dan belakang
- baru kemudian jahit kerung celana.
- Untuk piyama sederhana ini, bagian atas dilipat dan d beri karet

Ini contoh celana piyama sederhananya….
dr bahan katun sangat cocok buat anak 1 thn yang gerak aktif…
091017 141410 Membuat Celana Sederhana ( piyama)



















Selamat menjahit dan selamat mencoba

.::Asal Mula Pakaian::.

Sepatu

Jenis sepatu yang pertamakali dikenal adalah sandal. Buktinya terlihat sudah digunakan pada awal peradaban, meskipun kebayakan orang tidak bersepatu.
Dapat dipercaya bahwa pendaki di Mesopotamia sekitar 1600 BC memakai sepatu sandal seperti sepatu. Sepatu halus ini menggunakan kulit untuk menutupi kaki dan diikat bersama dengan tali kulit mentah. Contoh pertama dari tumit belati ditemukan di Mesir kuno, di tomb dating dari 1000 BC.

Sweater

Sweater bulu domba adalah pakaian pertama yang dirajut di benua Eropa. Mereka memakai untuk melindungi nelayan dari angin, hujan dan percikan air laut.
Merajut diperkenalkan untuk Eropa oleh Arab di abad 5, tetapi tidak berkembang pupolaritasnya sampai abad 15. Dapat dipercaya bahwa merajut diturunkan dari metode membuat jaringan ikan dan nelayan dari daerah yang berbeda dalam pembuatan masing-masing pola merajut.
Sejarawan percaya nelayan dapat mengenal masing-masing dalam pembuatan sweater orisinal mereka.

Setelan

Menjadi sangat terenal didunia garment khususnyauntuk pria di abad 19.
Untuk yang tidak mampu, setelan tergolong mahal untuk generasi berikutnya.
Di tahun 1830, dapat dipercaya bahwa semua pakaian dalam digunakan utnuk menjaga tubuh agar tetap bersih. Pada akhir abad 19, pria yang mengikuti mode mempunyai enam jenis setelan; setelan formal yang dikombinasikan dengan tiga jenis yang berbeda dari jas dan setelan kurang formalyang dikombinasikan dengan tiga gaya yang berbeda dari jaket. Setelan wanita juga menjadi modern pada abad 19 untuk bersepeda, mengemudi dan olah raga lain.

Jas

Jas sudah menjadi produksi garment. Secara umum untuk pria dan wanita sejak waktu kuno.
Melalui sejarah, memiliki bermacam ukuran, warna, bentuk dan bahan. Penemuan jas hujan ditujukan untuk cuaca hujan. Jas hujan longgar, tahan air yang dibuat pertengahan abad 19.
Charles Macinthosh pada tahun 1823 yang membuat hak paten tahan air, pakaian karet India. Penjahit menemukan bahan tersebut sulit untuk kelim dan ditolak untuk pakaian sehari-hari. Jadi pada tahun 1840, Charles Macinthosh mendirikan pabrik sendiri dimana garment tahan air dibuat.
Teknik pakaian tahan air tidak dikembangkan sampai tahun 1970.

Celana Panjang

Celana panjang seperti yang diketahui sekarang dibuat dari abad 19. Tetapi diketahui wanita sudah menggunakan celana panjang di Persia kuno.
Di abad tengah Eropa awal, pria mengenakan jubah, tetapi pengenalan dari baju baja membuat pakaian tidak praktis. Jadi, kaos kaki dan kemudian celana mulai menjadi terkenal diantara pria. Celana tersebut adalah celana pendek yang panjangnya sampai dibawah lutut dan dipakai diatas kaos kaki. Sekitar 1830, celana pendek tersebut berkembang sampai ke bagian betis yang disebut pantaloons. Setelah tahun 1830, celana panjang menjadi lebih panjang dan lebar sampai bagian pergelangan kaki, dan menjadi gaya pakaian terpenting untuk pria.

Kemeja

Sampai awal renaissance Eropa, kemeja tergolong garment dalam. Dapat dipercaya status pria untuk menyatakan kemeja. Tetapi menutupi kain linen putih menjadi sangat sulit dengan kesukaan renaissance untuk sampai bahu, dada dan lengan bawah.
Tahun 1530 kemudian diterima dan menjadi modern yang bmemungkinkan kemeja terlihat di leher dan pergelangan tangan, dimana kerah pakaian dapat ditekuk. Pada akhir abad 19 kemeja dapat diterima. Kemeja waktu sekarang tinggi berkerah. Tetapi tahun 1917, ditemukan tekanan dari kerah dan di leher tidak terlihat baik oleh mata, dan kerah kemudian ditekuk, yang terlihat pada sekarang ini.

Gaun

Ditahun 1870, penglihatan gaun dirancang sebagai alternatif ke gaun cocok ketat modern. Pemikiran orang-orang artistik terhadap para wanita mengikuti gaya yang sedang berkembang tergolong kurang sehat dan terbatas . pengllihatan gaun terdiri dari gaun sederhana dengan lengan baju dan rok yang dimasukkan untuk kebebasan wanita dari berat bahan lapisan.
Meski tidak begitu terkenal pada permulaan, penglihatan pakain berubah menjadi pakaian “artistik” dan menjadi tersedia secara umum pada tahun 1890. wanita secara bertahap mulai membeli gaun tersebut untuk alasan praktis daripada sebagai tindakan pemberontakan.

Rok

Dengan masa ranaissance, rok berkembang secara luas dan Spanyol farthingale menjadi lebih bergaya sekitar Eropa. Farthingale terdiri dari rok mengembangh untuk dipakai dibawah gaun.
Lingkaran bingkai dengan tulang ikan paus atau dari osier basketwork yang disisipkandi rok yang menambah lebar dan gaya Spanyol, memberikan gaun seperti bentuk lonceng. Farthingale mencapai lebar maksimum sekitar abad 17, ketika kesempurnaan rok berubah menjadi bentuk drum. Sejarawan percaya beberapa perbedaan dari rok farthingale dapat selebar 18 kaki, dimana disebabkan mode arsitektur.

Kain Katun

1. Katun Jepang

 

Sekilas sama seperti kain katun biasa pada umumnya, tetapi jika diperhatikan ada beberapa ciri khusus, yaitu :
- dibagian sisi ujung bahan terdapat tulisan “japan design” dan atau terdapat kode warna pada kain tersebut.
daya serap keringat bagus.
- harga lebih mahal dari kain katun biasa.
- permukaan kain lebih halus.
- warna lebih awet dan tahan lama.
- sering dan cocok digunakan untuk blouse wanita.

2. Katun Paris Motif
 Sebetulnya katun Paris hampir sama dengan katun Jepang dalam hal :
- memiliki kode warna pada kain.
- daya serap keringat bagus.
- harga relatif lebih mahal.
- warna dan permukaan kain sama dengan katun Jepang.
Perbedaaanya adalah kain katun Paris lebih tipis dibanding katun Jepang. Biasa digunakan untuk blouse wanita.


3. Katun Paris polos.
 Katun jenis ini sebenarnya hampir sama dengan katun biasa, hanya saja lebih tipis. Harganya sendiri hampir sama dengan katun biasa, dan katun ini tidak ada kode warna di kainnya. Sering digunakan untuk blouse wanita dan bahan kerudung.


4. Katun Silk/India/Zada
 Katun jenis ini ada 2 jenis yaitu yang tipis dan tebal. Ciri-ciri kain katun ini adalah :
- permukaan kain lebih mengkilap.
- harga sedikit lebih mahal diatas katun biasa, namun tidak semahal katun Jepang.
- daya serap keringat paling rendah.
- warna kilapnya awet meskipun sering dicuci.

5. Katun Minyak

Kain katun ini sama seperti katun lainnya cuma permukaannya terkesan berminyak (kilapnya lain dengan katun silk).
- harga sama dengan katun biasa.
- daya serap keringat lumayan.
- kilap akan berkurang setelah beberapa kali pencucian.

6. Katun biasa

 

- motifnya macam-macam : polos, garis, kotak, bunga atau abstrak.
- harga relatih lebih murah.
- tidak ada ciri khusus seperti kode warna.
- daya serap keringat sedang s/d bagus, tergantung prosentasi bahan katunnya.
- warnanya awet meskipun masih dibawah katun Jepang.